Polisi
Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Sara Pekan Depan
Jakarta - Penyidik
Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akan
menggelar rekonstruksi pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19), mahasiswi
Universitas Bunda Mulia yang ditemukan tewas di pinggir Tol Bintara, Bekasi.
Rekonstruksi direncanakan digelar pekan depan.
"Minggu depan
akan dilakukan rekonstruksi mulai dari pertemuan hingga terjadinya pembunuhan
sampai akhirnya mayatnya dibuang di Tol Bintara, Bekasi," kata Kabid Humas
Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya,
Jakarta, Senin (17/3/2014). Ade Sara dibunuh pada Rabu 5 Maret.
Rikwanto
menjelaskan rekonstruksi dilakukan untuk menggambarkan rangkaian peristiwa
pembunuhan yang dilakukan dua tersangka, Ahmad Imam Al-Hafitd Aso (19) dan
Aasyifa Ramadhani (19).
Sementara itu,
Rikwanto mengatakan pemeriksaan terhadap kedua tersangka dan saksi-saksi sudah
mencukupi. Penyidik Unit V Subdit Jatanras Ditreskrimum akan segera memberkas
pemeriksaan kedua tersangka dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan).
Kedua tersangka
dijerat dengan Pasal 340 KUHP dan atau 338 KUHP dan atau 353 ayat (3) KUHP
tentang pembunuhan berencana dan atau pembunuhan dan atau penganiayaan
berencana yang mengakibatkan kematian.
Sejauh ini,
penyidik belum menambahkan persangkaan pasal terhadap kedua tersangka.
"Sambil nanti
kita melakukan rekonstruksi, penyidik koordinasi dengan kejaksaan berkaitan
penerapan pasal serta hal-hal yang bisa ditambahkan dalam pemeriksaan,"
pungkasnya.
Sara ditemukan
tewas di pinggir Tol Bintara, Bekasi pada Rabu 5 Maret 2014 pukul 06.30 WIB
lalu. Dua tersangka yang merupakan sejoli itu ditangkap pada tanggal 7 Maret
2014. Hafitd ditangkap saat melayat jenazah korban di RSCM, sementara Sifa
ditangkap di kampusnya di kawasan Jakarta Timur.
Tanggapan saya mengenai artikel diatas bahwa
telah terjadi penyimpangan terhadap Hafitd dan Aasyifa mengenai kasus mereka. Tidak
seharusnya mereka melakukan pembunuhan berencana terhadap teman mereka sendiri
karena itu bukanlah prilaku yang baik. Apalagi Ade Sara merupakan mantan
kekasih dari Hafitd, itu bukanlah hal yang masuk diakal jika mereka membunuh
teman mereka sendiri.
Menurut saya Hafitd dan Aasyifa memiliki gangguan
terhadap kejiwaan karena mereka dengan tega membunuh temannya sendiri secara
sadar dan juga pembunuhan ini sudah direncanakan sebelumnya oleh mereka berdua
dengan menggunakan alat setrum dan menyumpal mulut Ade Sara dengan Koran sehingga
ia meninggal dunia. Hal ini terjadi hanya karena Ade Sara tidak ingin kembali
menjalani hubungan dengan Hafitd. Begitu juga dengan Aasyifa yang ikut membunuh
Ade Sara karena takut jika kekasihnya
Hafitd kembali lagi menjalani hubungan dengan Ade Sara.
Menurut saya terdapat penderitaan dan kegelisahan
terhadap Hafitd karena ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan sehingga ia
berani membunuh mantan kekasihnya itu sendiri. Dan kurangnya perhatian dari
orang tua juga merupakan salah satu faktor yang membuat Hafitd dan Aasyifa tega
melakukan hal keji tersebut. Rasa gelisah juga menghantui Aasyifa karena ia
takut jika pacarnya kembali lagi kepada Ade Sara, dimana jika hal itu terjadi
maka hubungannya dengan Hafitd harus berakhir, sehingga dia memberanikan diri
untuk melakukan pembunuhan bersama dengan kekasihnya Hafitd.
Saran saya terhadap artikel ini adalah lebih
berhati-hati dalam melakukan sesuatu karena kita tidak pernah tau terhadap apa
yang akan terjadi dikemudian hari. Perhatian orang tua sangat dibutuhkan dalam
masa-masa perkembangan anak, orang tua seharusnya lebih memperhatikan anak
mereka. Mereka bisa melakukan pendekatan kepada anak-anak mereka dengan cara
mengajak anak mereka untuk mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi oleh anak
mereka, sehingga tidak akan terjadi suatu kegelisahan dalam diri anak-anak
mereka karena masalah yang dialaminya. Dan juga pendekatan diri kepada Tuhan
merupakan salah satu hal terpenting yang harus kita lakukan agar kita tidak
terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari prilaku social atau agama.